
Marzuki dan Sadiyeh sudah keliling ke rumah sakit pemerintah di antaranya RSUD Tarakan, RSUP Cipto Mangunkusumo, RS Pelni, RS Harapan Kita, dan Hermina Jatinegara. Namun, rumah sakit itu menolak semua. Padahal, bayi itu sangat butuh dirawat di ICU.
Setelah ditolak di mana-mana, akhirnya mereka membawa Fauzan ke Rumah Sakit Royal Taruma, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Tentu saja, karena swasta, biaya perawatan jadi lebih mahal.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emawati, menuturkan, pada awalnya Fauzan sudah ditangani Puskesmas Kebon Jeruk dan diberi antibiotik. Tetapi, karena hasil lab tidak bagus, kemudian dirujuk ke RS Budi Kemuliaan. Karena, fasilitasnya tidak memadai, Fauzan dibawa ke RS Royal Taruma.
Dien mengklaim, dirawatnya pasien KJS di rumah sakit swasta itu bukan karena ditolak. Tapi, karena pasien sendiri masih di RS Budi Kemuliaan. Kata dia, sebetulnya apabila dalam keadaan darurat, tidak masalah masuk rumah sakit swasta.
“Ketika dibawa ke Royal Taruma, dalam emergency harusnya free. Kami akan urus uangnya agar dikembalikan,” katanya. (viva.co.id, 9/5/2014)
sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2014/05/10/pasien-miskin-jakarta-ditolak-rumah-sakit/
KOMENTAR:
Dalam sistem Demokrasi Kapitalisme layanan kesehatan dimiliki oleh suasta yang motifnya adalah bisnis belaka, jaminan kesehatan bukanlah bagian dari tanggung jawab negara, negara abai terhadap keselamatan rakyatnya. Sangat jauh berbeda dengan islam, dimana negara menjamin layanan kesehatan bagi rakyatnya dan memberikan pelayanan terbaik untuk mereka. Kekhilafahan telah membuktikannya, dimana pernah ada seorang pasien yang tetap dilayani selama tiga hari meski para tenaga medis di rumah sakit mengetahui pasien tersebut tidak dalam kondisi sakit. Subhanallah..saatnya kembali pada sistem yang mensejahterakan.
[www.globalmuslim.web.id]
Post a Comment