Meski, mereka (presiden dan para pejabat lainnya) Muslim, dan negeri ini rakyatnya mayoritas Muslim. Karena tidak bertindak sebagai penjaga Islam, maka mereka membiarkan umat Islam menyaksikan kekufuran, masuk hingga ke rumah-rumah mereka, melalui tayangan televisi, dan sebagainya. “Bukan hanya membiarkan umat Islam menyaksikan kekufuran, mereka bahkan memprovokasi umat Islam dengan kekufuran!” ungkapnya.
Alasan lainnya, karena bukan penjaga Islam, maka penguasa dan penyelenggara negara ini tidak merasa risih, ketika Islam disamakan dengan agama lain. “Padahal, Nabi bersabda, al-Islamu ya’lu wala yu’la ‘alaih (Islam itu tinggi, dan tidak bisa dikalahkan ketinggiannya oleh yang lain),” tegas Hafidz.
Hafidz pun menyebutkan alasan lainnya adalah karena para penguasa negeri ini tidak paham batas toleransi beragama.[] Joko Prasetyo [www.globalmuslim.web.id]
Post a Comment