Jakarta,- Charlemagne atau Karel yang Agung. Dialah raja kebanggaan Eropa. Dia raja kaum Frank (cikal bakal Jerman). Dia memerintah di era 768 hingga 814 M. Paus Leo III, menganugerahi dirinya sebagai Imperator Augustus di Roma pada tahun 800 M. Anugerah itu diberikan karena Charlemagne dianggap raja yang kali pertama bisa menyatukan Eropa pasca runtuhnya Romawi, di abad 4 M lalu.
Melalui kesaktian berperangnya, dia berhasil menyatukan sebagian besar Eropa Barat. Tak heran dia sering disebut sebagai Bapak pendiri Perancis dan Jerman. Malah tak sedikit yang menyebutnya sebagai Bapak pendiri Eropa. Dia pun menjadi Kaisar pertama "Kekaisaran Romawi Suci" atau Dinasti Habsburg.
Nafsu Charlemagne itu berbenturan dengan pasukan Islam yang kala itu menguasai wilayah Andalusia, yang kini disebut Spanyol. Alhasil pasukan Charlegmane pun beberapa kali terlibat pertempuran dengan pasukan Islam.
Seorang penulis Barat, Gene W. Heck, dalam bukunya "When worlds collide: exploring the ideological and political foundations of the clash of civilizations Rowman & Littlefield, 2007", menukiskan bahwa saat-saat itulah Charlemagne memiliki komunikasi dengan Khalifah Harun Al Rasyid, pemimpin Islam di Baghdad.
Tahun 797 atau mungkin tahun 810, tulis Gene W. Heck lagi, KHalifah Baghdad sempat memberikan beberapa hadiah kepada Charlemagne. Hadiah itu berupa gajah Asia, dan jam.
Di era Harun Al Rasyid, kekhilafahan Islam tengah memasuki masa cemerlang. Teknologi dan sains berkembang sangat pesat. Banyak ilmuan Islam yang menemukan hal-hal menarik untuk perkembangan kehidupan. Barat sendiri masih belum berkembang keteknologiannya.
Harun Al Rasyid adalah sosok Khalifah yang agung. Dalam satu riwayat dikisahkan bahwa Harun adalah muslim yang ahli ibadah. Disebutkan bahwa dirinya setiap hari tak kurang melaksanakan Sholat sebanyak 100 rakaat. Tahun-tahunnya dibagi dua. Setahun untuk berjihad, setahun lagi untuk ibadah haji ke Baitullah.
Ada yang menarik kala Harun Al Rasyid mengirimkan hadiah jam tadi kepada Raja Charlemagne. Jam yang setiap jamnya berbunyi itu, disangka oleh Charlemagne, sang Raja Eropa itu, bahwa di dalam jam tadi ada jin yang menunggunya. Sehingga tak ayal lagi kala jam itu berdentang, membuat orang-orang Eropa yang menontonnya menjadi ketakutan. Tak terkecuali Raja Eropa, Charlemagne itu.
Tingginya peradaban Islam kala itu bisa dilakoni karena kala itu umat Islam menjalankan kehidupan dengan pola hidup Islami yang kaffah. Pola hidup dengan merujuk pada Al Quran dan Hadist menjadi rujukan utama.
Berbeda jauh dengan pola hidup umat Islam era sekarang. Kini umat Islam mayoritas menjalankan Islam hanya sebatas ritual semata. Banyak sisi lain dalam Islam, yang tak dijalankan. Tak heran kini umat Islam banyak yang meniru peradaban Barat.
Post a Comment