Untuk mendukung tudingannya, Arim menyebutkan tiga alasan. Pertama, pidato SBY dapat menimbulkan kesalahpahaman, karena terlalu menonjolkan perbankan syariah. Sehingga seolah-olah ekonomi syariah itu sama dengan perbankan syariah. Padahal konsep perbankan syariah hanyalah sebagian kecil dari sistem ekonomi Islam.
Salah satu yang penting dan memberikan dampak kepada kesejahteraan kepada rakyat adalah sistem ekonomi Islam adalah jika konsep kepemilikan sesusi dengan syariah. “Dalam sistem syariah harta milik umum seperti tambang migas, tambang emas dan perak, tambang batu bara dll. adalah milik umum yang wajib dikelola oleh negara dan haram diprivatisasikan,” beber Arim.
Kedua, kebijakan SBY berkebalikan dengan sistem ekonomi Islam yang terkait dengan konsep kepemilikan. “SBY justru sebaliknya. Dengan memposisikan sebagai sales person SBY adalah presiden paling neoliberal dengan mengobral SDA untuk dijual kepada swasta baik lokal maupun asing dan ini sesuai dengan ucapan dia pada saat pembukaan APEC yang menyatakan dia adalah sales person,” tuding Arim.
Ketiga, ekonomi syariah hanya bisa diterapkan secara sempurna kalau institusi politiknya sesuai dengan syariah. “Tapi selama ini kebijakan SBY selalu mengikuti tuannya AS dan negara-negara Barat lainnya yang memerangi kelompok yang ingin mewujudkan Islam dalam institusi politik dengan cap teroris!” pungkasnya. (Mediaumat.com, 24/11/2013)
[www.globalmuslim.web.id]
Atikel tentang 'Ekonomi Syariah' yang anda tulis sangat menarik dan bagus.
ReplyDeleteKita juga punya artikel mengenai 'Ekonomi Syariah', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
http://ekonomisyariah.blog.gunadarma.ac.id/
terima kasih
semoga bermanfaat