Hal itu menurut, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi karena semua partai politik mengaburkan jenis kelamin ideologinya. Ini mengakibatkan umat Islam tidak bisa membedakan antara Partai Islam dan Partai Nasionalis.
“Ini akibat karena partai nasionalis ingin juga disebut partai Islamis dan Partai Islam ingin disebut Partai Nasionalis,” ujar Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Ahad (10/3) di Istora Senayan Jakarta, saat talkshow Islamic Book Fair (IBF).
Partai yang mengaburkan jenis kelamin ideologinya percaya karena dengan berada ditengah-tengah akan bisa meraih suara dengan besar. “Akhirnya umat Islam pun tidak bisa membedakan mana Partai Islam maupun Partai Nasionalis,” pungkasnya.
Disaat masyarakat Islam mencari seorang figur, sayangnya partai Islam tidak memiliki figur seperti yang dimiliki oleh partai nasionalis.[] (Mediaumat.com/www.globalmuslim.web.id)
Post a Comment